MANCHESTER, KAMIS — Manchester United mampu mengalahkan Manchester City dengan skor 1-0 dalam pertandingan semifinal Piala Liga Inggris di Stadion Etihad, Manchester, Kamis (30/1/2020). Namun, MU gagal lolos ke final karena kalah agregat gol 2-3. Meski demikian, kemenangan ini menunjukkan usaha ”Setan Merah” untuk bangkit dari keterpurukan.
Sebelum pertandingan melawan City, sebagian pendukung MU melakukan protes terhadap Wakil Ketua MU Ed Woodward dan pemilik klub dari keluarga Glazer. Bahkan, beberapa pendukung MU nekat merusak rumah milik Woodward. Protes tersebut muncul karena hasil buruk yang dialami MU ketika takluk dari Liverpool dan Burnley dengan skor sama, 0-2.
Dalam laga melawan Tranmere Rovers pada ajang Piala FA, para pendukung MU tetap memberikan cacian kepada kedua orang tersebut. Padahal, saat itu MU menang telak dengan skor 6-0.
Berbagai protes yang dilakukan para suporter tersebut setidaknya menjadi cambukan bagi MU untuk segera bangkit dari keterpurukan. Mereka pun berhasil membuktikannya saat bertemu rival sekota, Manchester City.
Motivasi yang terus didengungkan Manajer Ole Gunnar Solskjaer membuat mental pemain MU bangkit setelah pada leg pertama takluk dengan skor 1-3. Solskjaer menggunakan pengalaman saat menghadapi Paris Saint-Germain pada babak 16 besar Liga Champions musim 2018-2019 untuk memberikan semangat pada pemain.
Saat itu MU takluk 0-2 di Old Trafford. Namun, pada leg kedua di Paris, MU menang dengan skor 3-1.
Baca juga : Situasi Terjepit ”Setan Merah”
Semangat yang ditanamkan Solskjaer benar-benar ampuh. Sejak menit awal, MU berani untuk membuka ruang untuk menyerang City. Dengan mengandalkan duet Anthony Martial dan Mason Greenwood di lini serang, MU berusaha untuk membongkar pertahanan City yang menggunakan tiga bek, yaitu Kyle Walker, Nicolas Otamendi, dan Joao Cancelo.
Tambahan Nemanja Matic, yang baru sembuh dari cedera di lini tengah, membuat serangan MU lebih kuat. Matic mampu membuktikan bahwa kehadirannya mampu memberikan perbedaan di dalam skuad MU. Gelandang 31 tahun asal Serbia tersebut berhasil mencetak gol pada menit ke-35.
Gol tersebut membuat motivasi MU untuk mencetak gol tambahan semakin tinggi. Sayangnya, Matic mendapatkan kartu merah pada menit ke-76. Alhasil, kekuatan kedua tim pun menjadi timpang. MU gagal mencetak gol tambahan dan harapan mereka untuk mencapai final pun pupus.
”Mereka telah memberi saya segalanya. Kami telah menempuh perjalanan panjang. meskipun kami tidak menciptakan terlalu banyak peluang, tetapi kami mampu menekan mereka. Itu menyenangkan saya,” ujar Solskjaer.
Good Day, It's Payday!
Diskon 30% langganan Kompas.id, buku reguler, board game, & kaus. Promo berlaku di official store Harian Kompas di marketplace*.
Meskipun gagal mencapai final, setidaknya MU selalu menang ketika bertemu City di Etihad pada musim ini. Pada pertandingan Liga Inggris, MU mengalahkan City dengan skor 2-1.
Kemenangan ini menjadi motivasi MU untuk menatap laga sisa musim ini. Kekuatan MU juga akan semakin kuat setelah mereka mencapai kesepakatan dengan gelandang kreatif milik Sporting CP, Bruno Fernandes.
MU rela membeli pemain asal Portugal tersebut 80 juta euro atau sekitar Rp 1,2 triliun. Fernandes dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan medis pada hari ini.
Bagi City, hasil ini membuat mereka lolos ke final Piala Liga Inggris tiga musim secara berturut-turut. Mereka menyusul Liverpool (empat musim berturut-turut antara 1981 hingga 1984) dan Nottingham Forest (1978 hingga 1980). Jika ditotal, City telah masuk ke final delapan kali.
Pada partai final, City akan bertemu dengan Aston Villa yang berhasil menyingkirkan Leicester City, kemarin. City diprediksi tidak akan kesulitan saat bertemu Aston Villa pada 1 Maret 2020 di Stadion Wembley, London. Pada pertandingan Liga Inggris, City menang dengan skor 3-0 dan 6-1.
Aston Villa yang baru promosi pada musim ini juga masih terseok-seok di papan bawah. Mereka masih berada di peringkat ke-16 dengan jarak dua poin dari zona degradasi.
Belajar dari pertandingan melawan MU, Manajer Manchester City Pep Guardiola berharap timnya dapat lebih tajam dalam mencetak gol. City mampu menguasai bola hingga 72 persen. Mereka juga dapat melepaskan 23 tembakan, tetapi hanya 5 tendangan yang mengarah ke gawang dan tidak ada yang berbuah gol.
Guardiola menganggap timnya bermain lebih baik ketimbang MU dalam dua leg. Namun, penyelesaian akhir masih menjadi masalah yang harus diatasi timnya pada musim ini.
”Lebih dari 180 menit kami lebih baik dari United. Kami menciptakan peluang untuk mencetak banyak gol, tetapi tidak ada yang berhasil. Kami perlu belajar lebih tajam,” ujar Guardiola seperti dikutip dari BBC Sport.
Gelandang Manchester City, Kevin De Bruyne, berharap timnya dapat memenangi laga final. Dengan cara itu, maka kekalahan dari MU tidak akan dibicarakan lagi. (AP)
"dari" - Google Berita
January 30, 2020 at 12:18PM
https://ift.tt/37GE6tc
Usaha ”Setan Merah” Bangkit dari Keterpurukan – Bebas Akses - kompas.id
"dari" - Google Berita
https://ift.tt/2rCl872
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment