VERTOVA, KOMPAS.com - Wali Kota Vertova, Orlando Gualdi, mengatakan dampak wabah virus corona di Italia "lebih buruk dari Perang Dunia II".
Jumlah kematian akibat penyakit Covid-19 di Italia terus meningkat. Rabu (25/3/2020) AFP melaporkan total 6.820 korban, sedangkan Worldometers hari ini (26/3/2020) mencatatkan 7.503 total kematian.
Di Vertova sendiri sudah ada 36 kematian. Padahal, desa yang terletak 70 kilometer di timur laut Milan ini biasanya mencatatkan sekitar 60 kematian dalam setahun, dari populasi 4.600 penduduknya.
Baca juga: Malam Terbesar Atalanta yang Jadi Bom Biologis Virus Corona di Italia
"Ini lebih buruk daripada perang," kata Gualdi pada jurnalis AFP, di salah satu lapangan kosong di desa.
Empat peti mati yang baru dibuat dikumpulkan di dekat pintu masuk sebuah kapel di Vertova.
Para jenazah itu menunggu dikremasi dan dimakamkan di pemakaman belakang.
Pemakaman sementara ini dilarang dilakukan selama beberapa minggu di Italia, sehingga prosesinya akan dilakukan secara hening oleh petugas dengan pakaian pelindung dan masker.
Baca juga: Kapten Atalanta Ungkap Penyebab Korban Covid-19 di Italia Tinggi
Kuburannya juga ditutup sementara, karena pertemuan umum dilarang. Jadi, tidak tampak lagi orang-orang yang berduka dengan menaburkan bunga di makam orang yang dicintainya.
"Tidak ada orang yang pantas mendapat kematian seperti ini. Sulit diterima ada pandemi seperti ini di tahun 2020," kata wali kota.
Situasi membaik, tapi...
Vertova dan kota Bergamo di selatannya berada di pusat penyebaran wabah Covid-19 di Italia.
Jumlah kasus dan kematian di sana adalah yang tertinggi di dunia, dan lebih buruk dari provinsi Hubei di China.
Baca juga: Ancaman Italia bagi Pelanggar Lockdown: Penjara hingga Polisi Penyembur Api
Jalan-jalan berbatu di Vertova dan gang-gang berliku tampak kosong selama berhari-hari.
Siapa pun yang melangkah keluar juga harus memakai masker, bahkan jika itu bukan masker baru.
"Sayangnya, tidak ada masker tersisa di desa. Tidak ada lagi disinfektan," kata Augusta Magni, penduduk Vertova berusia 63 tahun.
"Aku harus membuat maskerku sendiri dengan selembar kain dan mesin jahit."
Baca juga: Legenda Timnas Italia Ragu Kompetisi Eropa Bergulir Lagi Bulan Mei
Penduduk lokal lainnya mengatakan hampir semua orang di desa itu memiliki kerabat atau kenalan yang terkena virus corona.
"Masing-masing dari kami memiliki kerabat, teman, dan orang yang dicintai yang telah terinfeksi," ucap Claudio Bertocchi, seorang agen penjual.
Tapi, tidak semua terlihat muram di Vertova.
Anak-anak menggambar pelangi dan menuliskan "Semua akan baik-baik saja", yang digantung di beberapa jendela.
Bendera Italia juga diikat ke pagar balkon.
Baca juga: Cerita WNI di Italia: Lockdown Bukan Berarti Hidup Monoton
Dewan Riset Nasional yang dikelola pemerintah melaporkan 57 dari 107 provinsi di Italia telah mencapai puncak dari penyebaran virus corona.
Meski begitu, Wali Kota Vertova mengatakan kasus kematian masih bertambah di daerahnya.
"36 kematian antara 1 Maret sampai hari ini (25/3/2020). Hanya dengan itu kamu mengerti seberapa besar dampaknya di sini," pungkas Orlando Gualdi.
Baca juga: Mengapa Isolasi dan Karantina Penting untuk Cegah Penyebaran Corona?
"dari" - Google Berita
March 26, 2020 at 12:30PM
https://ift.tt/2UDsORm
Di Vertova, Italia, Dampak Covid-19 Lebih Buruk dari Perang Dunia II - Kompas.com - KOMPAS.com
"dari" - Google Berita
https://ift.tt/2rCl872
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment