Pada perdagangan hari ini, Kamis (19/3/2020) harga emas dunia di pasar spot anjlok signifikan. Harga logam mulia emas anjlok 1,35% dan berada di level US$ 1.465,89/troy ons dan menjadi level terendah sejak Desember tahun lalu.
Sebelum wabah COVID-19 dinyatakan sebagai pandemi, emas masih diburu dan sempat menyentuh level tertinggi dalam tujuh tahun. Puncaknya pada 9 Maret 2020, kala itu emas dihargai US$ 1.679,6/troy ons.
Namun dua hari berselang kabar buruk datang dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pada 11 Maret, WHO menetapkan wabah COVID-19 menjadi pandemi global. Kepanikan langsung terasa. Bursa saham global terkena tekanan jual yang masif.
Untuk menutup kerugian dan margin calls, emas yang sudah cuan harus rela dilikuidasi. Setelah itu harga emas langsung ambrol. Tercatat harga emas sudah ambles 14,6% dari level tertingginya.
Hal ini membuat emas yang terkenal sebagai aset safe haven mulai dipertanyakan. Untuk sekarang ini emas lebih berperan sebagai sumber likuiditas. Apalagi kasus wabah COVID-19 terus berkembang dengan sangat memprihatinkan.
Data John Hopkins University CSSE menunjukkan, jumlah infeksi COVID-19 sudah mencapai lebih dari 218 ribu kasus hingga hari ini. Lebih dari 150 negara di dunia ini sudah terjangkit wabah mengerikan yang awalnya diyakini berasal dari China itu.
Untuk mengurangi laju transmisi dan mengendalikan penyebaran virus, beberapa negara sudah melakukan tindakan berupa lockdown, seperti Italia, Malaysia, Filipina, Spanyol dan negara lainnya.
Ada kecenderungan orang-orang lebih memilih uang tunai untuk sekarang ini, mengingat suasana semakin tidak kondusif dengan lockdown ada di mana-mana. Pemangkasan suku bunga yang agresif oleh bank sentral di berbagai negara tak mampu membuat emas kembali perkasa.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(twg/twg)"dari" - Google Berita
March 19, 2020 at 11:10AM
https://ift.tt/2IXPUwz
Kilau Emas Pudar, Anjlok 14,6% dari Harga Tertinggi - CNBC Indonesia
"dari" - Google Berita
https://ift.tt/2rCl872
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment