Kevin/Marcus kembali menunjukkan performa konsisten dengan lolos ke partai final All England. Dalam perjalanan menuju partai puncak, grafik permainan Kevin/Marcus pun terbilang terus menanjak. Setelah bermain rubber game di babak pertama, Kevin/Marcus meraih kemenangan dua gim langsung pada tiga laga selanjutnya.
Di babak final, Kevin/Marcus akan menghadapi Endo/Watanabe. Ganda Jepang ini mengalami perubahan drastis dalam satu tahun terakhir di hadapan Kevin/Marcus.
Setelah memenangkan dua pertemuan awal lawan Endo/Watanabe di 2018, Kevin/Marcus kalah lima kali beruntun di sepanjang 2019 tanpa pernah sekalipun meraih kemenangan.
Dalam lima laga tersebut, empat di antaranya berakhir dengan rubber game. Namun tiga dari empat rubber game tersebut selalu berujung pada kekalahan dengan selisih skor cukup signifikan di gim penentuan.
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon bakal bertemu lawan tangguh pada final All England 2020. (dok. PBSI)
|
Menilik pertarungan terakhir, Kevin/Marcus sempat memegang kendali dengan unggul 3-1 di gim penentuan. Setelah Endo/Watanabe mengejar, skor pun masih ketat hingga angka 5-4. Namun dalam sekejap skor berubah menjadi 11-4 akibat kesalahan yang dilakukan Kevin dan Marcus.
Ada beberapa momen ketika Kevin/Marcus kalah dalam duel reli, namun hal yang patut disayangkan saat itu adalah sejumlah kesalahan yang langsung berujung poin bagi lawan dalam waktu singkat.
Kevin/Marcus juga sempat memaksa Watanabe melakukan kesalahan hingga mereka mendekat di angka 9-13, tetapi Endo/Watanabe mampu mempertahankan keunggulan sehingga selisih tidak pernah benar-benar kurang dari empat poin.
Endo/Watanabe bahkan meraih match point di angka 20-10 dan langsung menyelesaikan pertandingan.
Dari gambaran laga di atas, Endo/Watanabe adalah sosok ganda tipe all-round yang tetap berbahaya di berbagai komposisi. Yuta Watanabe bisa bermain sama baiknya, baik saat di depan net maupun di belakang. Sedangkan Endo adalah tipe pemain berpengalaman yang bisa membaca keadaan dengan baik.
Sedangkan bagi Endo/Watanabe, pola mereka adalah selalu memutar Kevin dan Marcus sehingga mereka dianggap out of position. Kevin bakal didorong ke belakang sehingga Marcus harus maju ke depan mengisi posisi di depan net. Pola Marcus di depan dan Kevin di belakang dianggap Endo/Watanabe jadi pola yang lebih mudah ditaklukkan oleh mereka.
Dalam beberapa kesempatan, Kevin/Marcus bisa mengungguli Endo/Watanabe dalam adu drive. Hal ini yang harus diyakini oleh Minions bahwa mereka bisa mengungguli ganda Jepang tersebut.
Permainan agresif juga patut diperagakan oleh Kevin/Marcus sehingga kendali serangan selalu mereka pegang meski Endo/Watanabe dikenal memiliki defense yang cukup ciamik. Dengan tekanan yang intens plus tidak tertuju pada satu arah, Kevin/Marcus punya peluang untuk mendobrak pertahanan Endo/Watanabe.
Kevin dan Marcus juga harus meminimalisir kesalahan karena dalam adu drive cepat, kesalahan sekecil apapun bisa jadi krusial dan poin bagi lawan.
Namun terlepas dari aturan teknik yang ada, hal paling penting yang harus dilakukan oleh Kevin/Marcus adalah melupakan lima kekalahan yang mereka dapatkan tahun lalu. Tak bisa dimungkiri, kekalahan beruntun itu turut mempengaruhi kepercayaan diri mereka di pertandingan berikutnya.
Final All England ini harus dipercaya Kevin/Marcus sebagai lembaran baru. Mimpi buruk yang mereka alami semua terjadi di 2019 dan tentu banyak pelajaran dari kekalahan yang telah mereka telan.
Mereka telah banyak bersiap sejak awal 2020. Seperti halnya Endo/Watanabe yang mampu melupakan dua kekalahan beruntun di 2018 dan dominan atas Kevin/Marcus di 2019, Minions juga bisa melakukan hal yang sama dan menjadikan final All England sebagai awal mula pembalasan. (ptr/fea)
"dari" - Google Berita
March 15, 2020 at 02:21PM
https://ift.tt/2U8p3TK
Menunggu Kevin/Marcus Bangun dari Mimpi Buruk di All England - CNN Indonesia
"dari" - Google Berita
https://ift.tt/2rCl872
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment