JAKARTA, investor.id - PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE) berharap proyek pembangunan gedung ibu kota baru. Proyek tersebut diharapkan berimbas terhadap lonjakan perolehan kontrak baru perseroan dan berpeluang menjadi sentimen positif terhadap pergerakan harga saham perseroan.
Analis Sinarmas Sekuritas Anthony Angkawijaya mengatakan, Wika Gedung berpotensi bertumbuh pesat tahun ini, seiring dengan ekspektasi lonjakan perolehan kontrak baru yang diharapkan berasal dari proyek pemindahan ibu kota baru.
“Perseroan berharap mendapatkan bagian dari proyek besar tersebut yang diharapkan berimbas terhadap kinerja keuangan dan pergerakan harga saham WEGE ke depan,” tulisnya dalam riset yang diterbitkan di Jakarta, belum lama ini.
Ekspektasi tersebut mendorong Sinarmas Sekuritas memperkirakan lonjakan pendapatan menjadi Rp 7,56 triliun tahun ini, dibandingkan perolehan tahun lalu senilai Rp 4,56 triliun. Laba bersih juga diharapkan bertumbuh menjadi Rp 527 miliar, dibandingkan perolehan tahun 2019 senilai Rp 452 miliar. Sedangkan margin laba bersih perseroan diharapkan mencapai 7%.
Selain faktor ekspektasi berlanjutnya pertumbuhan kinerja keuangan, dia menjelaskan, pergerakan harga saham perseroan bakal didukung atas perkiraan rasio dividen perseroan berkisar 20-30% tahun ini. Rasio dividen tersebut mengimplikasikan imbal hasil (yield) sebesar 4,7-7,1%.
“Perseroan juga berpeluang untuk melaksanakan pembelian kembali (buy back) saham yang diharapkan berimbas positif terhadap pergerakan harga saham WEGE,” terangnya.
Terkait penerapan PSAK71 dan merebaknya virus Covid-19, dia mengatakan, kemungkinan berimbas terhadap penghapusbuan laba ditahan perseroan senilai Rp 290 miliar awal tahun ini dan diharapkan bisa pulih sekitar 20-30% akhir tahun depan. Sedangkan dampak Covid-19 diprediksi tidak berimbas terhadap perseroan, karena material pembangunan perseroan yang diimpor dari Tiongkok sudah tiba sebelum wabah tersebut merebak.
Dengan peluang pertumbuhan kinerja keuangan tersebut, Anthony mengatakan, harga saham WEGE menarik untuk ditransaksikan. Saat ini harga saham WEGE merefleksikan perkiraan PE Tahun 2020 sebesar 3,6 kali. Besarnya peluang perseroan untuk memenangkan tender proyek pembangunan ibu kota baru juga menjadi sentimen positif terhadap saham perseroan ke depan.
Sinarmas Sekuritas untuk mempertahankan rekomendasi beli saham WEGE dengan target harga Rp 480. Hingga akhir 2019, Wika Gedung mencatatkan pertumbuhan laba bersih menjadi Rp 456,37 miliar, dibandingkan periode sama tahun sebelumnnya Rp 444. Sedangkan pendapatan turun menjadi Rp 4,56 triliun, dibandingkan perolehan tahun 2018 mencapai Rp 5,82 triliun.
Peningkatan laba bersih di tengah penurunan pendapatan ditopang atas speningaktan margin laba bersih perseroan dari 7,6% menjadi 9,9% tahun 2019. Sedagkan return on Equity sebesar 18% (diatas rata-rata industri) dan rasio utang bank perusahaan (Debt to Equity Ratio/ DER) di bawah satu kali.
Direktur Utama Wika Gedung Nariman Prasetyo sebelumnya mengatakan, Wika Gedung membidik kontrak dihadapi sebesar Rp 27,29 triliun pada tahun ini atau naik 56,66% dibanding realisasi order book tahun lalu Rp17,42 triliun.
Total kontrak dihadapi terdiri atas target kontrak baru tahun 2020 sebesar Rp 14,94 triliun dan carry over 2019 sebesar Rp 12,34 triliun. “Komposisi perolehan kontrak baru tahun 2020 direncanakan berasal dari pemerintah 42%, BUMN 38% dan swasta: 20%,” katanya.
Dari komposisi tersebut, kata Nariman, menunjukkan bahwa Wika Gedung memiliki pasar yang jelas dan independen karena porsi kontrak baru berasal dari eksternal, di luar dari proyek-proyek yang berasal dari PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) selaku Holding Company.
Sementara itu, untuk penjualan (termasuk penjualan KSO) Wika Gedung menargetkan Rp 8,63 triliun dengan target laba bersih tahun 2020 Rp 558 miliar. Sedangkan untuk pengembangan bisnis di tahun 2020, perusahaan menggelontorkan belanja modal sebesar Rp 692,4 miliar yang diperuntukkan untuk fixed asset, capital placement, acquisition, concession dan industry development.
“Anggaran capex tersebut berasal dari kas internal, pinjaman bank dan dana IPO,” ungkap dia.
Menurut Nariman, untuk mencapai target tersebut, perusahaan melakukan beberapa strategi seperti; selektif market pada pasar premium dan prospektif, ekspansi pasar luar negeri bersinergi dengan holding company, modularisasi, design and build serta optimalisasi BIM secara menyeluruh.
“Kami optimistis target perusahaan 2020 dapat tercapai, karena perusahaan memiliki pasar yang jelas dan independen dengan dukungan fundamental perusahaan yang sehat,” tegas Nariman.
Dengan dasar pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan tumbuh 5,3% di tahun 2020, alokasi RAPBN 2020 Kementrian PUPR khususnya pada infrastruktur pemukiman dan perumahan yang meningkat, rencana pemindahan ibukota serta pengembangan pasar luar negeri, akan membuat perseroam lebih fokus mengembangkan bisnis konsesi terkait dengan perkembangan infrastruktur tersebut.
“Misalnya, mass transportation termasuk social infrastructure. Stimulus tersebut juga menjadi peluang besar bagi perseroan masuk sebagai kontraktor gedung, termasuk bagi industri precast dan modular,” ujar dia.
Nariman mengungkapkan, sebagai total solution contractor yang berpengalaman serta selalu mengutamakan safety dan quality di setiap pekerjaan, pihaknya selalu optimistis dapat mengerjakan setiap proyek yang diberikan dengan tepat waktu. “Dan memberikan hasil yang terbaik sesuai dengan harapan costumer,” tambah dia.
Sumber : Investor Daily
"dari" - Google Berita
March 13, 2020 at 07:39AM
https://ift.tt/3cUm61D
Wika Gedung Berharap dari Pemindahan Ibu Kota - Investor Daily
"dari" - Google Berita
https://ift.tt/2rCl872
Shoes Man Tutorial
Pos News Update
Meme Update
Korean Entertainment News
Japan News Update
No comments:
Post a Comment